ActionsKategori Kelompok Jenis Seni Budaya Nama Sanggar; 1. Detail: Budaya: Tari Tradisi: Omah Seni d'Goend Entertaint: 2. Detail: Seni: Campursari: Madya laras: 3.
MANOKWARI Medi Mokoago , S.IP M.Si, Kapala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua Barat mengatakan pihaknya menerima kurang lebih 21 proposal dari Sanggar seni kabupaten/kota se-Papua Barat untuk mendapat bantuan dari pemerintah provinsi. "Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Papua Barat sifatnya hanya menerima dan meneruskan proposal tersebut.
4 Event Musik. Sanggar Seni 12 Juli IKOPIN merupakan sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang kesenian dan satu-satunya wadah penyaluran hobby dibidang seni, manajemen, dan keorganisasian bagi mahasiswa/i IKOPIN. Sanggar Seni 12 Juli IKOPIN berdiri sejak 12 Juli 1984, dan sampai saat ini telah memiliki anggota sebanyak
Vay Tiền Nhanh.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Membangun sebuah wadah seni bagi para pelaku seni dan penikmat seni tak semudah membalikkan tangan. Kita harus memahami arah dan tujuan sebuah wadah seni dibangun untuk menentukan apakah wadah seni didirikan untuk kegiatan atau tempat untuk memamerkan karya seni. Jika keduanya bisa dilakukan, nama sanggar mungkin lebih tepat. Tak hanya tempat untuk berkegiatan, tapi juga tempat untuk memamerkan karya seni sehingga dua hal bisa dilakukan secara bersamaan. Mungkin sebagian orang mengatakan "apalah arti sebuah nama. Yang penting ada wadah." Semuanya tergantung interpretasi Sanggar Seni Diana Tunggak SSDT muncul secara tidak sengaja ketika saya menyampaikan niat untuk mendirikan toko untuk karya rajut dan menamakannya galeri. Di tempat yang sama, saya juga ingin mendirikan kursus bagi para pelajar di Jepara. Akhirnya bersama kakek Dwik Tunggak, muncullah nama SSDT. Berawal dari sini, SSDT ini masih dalam tahap persiapan untuk memulai. Termasuk menjalin koneksi para seniman, para pejabat, sanggar seni, museum, sekolah, universitas, dan sebagainya. Bukan hal yang mudah memang untuk menggaungkan nama sanggar. Blog Kompasiana juga merupakan salah satu sarana untuk mengenalkan SSDT agar dikenal oleh masyarakat. SSDT adalah sanggar yang tak hanya memamerkan karya patung, karya lukis, dan karya rajut, akan tetapi juga tempat bagi para pegiat seni udah berkesenian dan berkegiatan edukasi. Salah satunya adalah kegiatan kursus Bahasa Inggris bagi pelajar dan kegiatan menerima jasa penerjemahan Bahasa Inggris-Indonesia maupun Bahasa Indonesia-Inggris. Tak hanya itu, Rumah Sehat untuk sarapan sehat dalam mendukung program GerMas Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan GenTas Gerakan Tekan Angka Obesitas juga tersedia bagi masyarakat yang ingin memiliki tubuh sehat dan ideal. Bahkan bagi siapa pun yang sudah berhasil mencoba untuk hidup sehat namun belum berhasil. Kami di SSDT memiliki solusinya secara sehat, aman, dan menyenangkan. Berbagai kegiatan di sanggar kami, SSDT, tersedia. Tak hanya sanggar seni seni lukis, seni musik, seni rajut, dan seni patung dan sanggar edukasi kursus bahasa Inggris, book club, dan menulis, akan tetapi juga sanggar sehat solusi hidup sehat dan ideal dengan pengelolaan berat badan yang aman, sehat, dan menyenangkan tanpa obat-obatan kimia yang sudah terbukti di 95 negara serta bersertifikat halal MUI. Lihat Seni Selengkapnya
Thompson Hs* Sanggar identik sebagai suatu tempat untuk berlatih dan berguru. Luas tempat untuk sebuah sanggar tidak harus luas, seperti luasan lokasi padepokan di Pulau Jawa. Dulunya makna sanggar dalam tradisi Jawa adalah sebuah tempat pemujaan di dalam rumah. Namun dalam makna sehari-hari dan teknisnya adalah tempat berlatih dan menghasilkan produk pelatihan. Jadi di sebuah sanggar harus ada aktivitas pelatihan; rutin atau terbuka. Dikatakan rutin karena ada kaitan dengan upacara tertentu seperti di Bali. Konon di setiap desa di Bali ada muncul banyak sanggar sesuai dengan latar belakang dan tujuan seni/budaya yang dilatih dan ditampilkan. Dikatakan terbuka karena setiap saat murid-murid ingin berlatih kepada sepuh yang terkadang tinggal di sanggar. Nah, itu spekulasi kecil untuk mengantar pemahaman kita tentang sanggar seni budaya. Sanggar Seni Budaya dapat mencakup bidang-bidang yang begitu luas. Misalnya untuk produksi tertentu. Juga untuk menunjukkan minat atau kecenderungan, seperti kecantikan. Jadi ada yang disebut sanggar produksi, sanggar kecantikan seperti salon, sanggar tari, sanggar seni lukis, sanggar seni drama/teater, sanggar menjahit tempat kursus menjahit, sanggar tenun, sanggar patung, sanggar kuliner, sanggar sastra, sanggar musikalisasi puisi, dan sanggar-sanggar yang lebih dikenal fungsinya melalui pendiri dan pimpinannya. Kalau sanggar ditekankan pada namanya saja tanpa kejelasan bidang kegaitan dan aktivitas itu akan sangat meragukan. Sanggar dapat tergantung kepada pendiri dan pimpinannya. Sebagai pendiri sanggar, fungsi sanggar itu dapat dijelaskan pula melalui latar belakang dan tujuannya. Lalu pimpinannya mengoperasikan pelatihan dan sasaran yang diinginkan. Umumnya sanggar didirikan atau dibentuk untuk para generasi muda dan para pendirinya menyadari sesuatu bidang kegiatan harus berlanjut dan diteruskan generasi selanjutnya. Maka melalui sanggar, tradisi tertentu dari budaya dapat dilanjutkan. Sanggar Seni dan Managemen Organisasi Budaya Sanggar Seni merupakan bentuk organisasi budaya dalam tingkat yang sederhana. Sederhananya sebuah sanggar seni karena ada proses pelatihan di sana. Proses itu dapat berkembang kemudian menjadi sebuah program rutin atau proyek percontohan. Namun dalam konteks organisasi, setiap sanggar seni harus mulai bangun dalam berbagai macam strategi. Pertama, harus ada managemen organisasi budaya yang diterapkan. Bagaimana bentuk managemen organisasi budaya pada setiap sanggar seni dapat dilihat dari perumusan bersama tentang nama sanggar, misi dan visinya, dan programnya. Namun ada juga kekuatan satu sanggar tergantung kepada kapasitas pendirinya. Kalau pendirinya itu meninggal, maka berhentilah sanggar itu, karena sifat ketergantungan kepada sosok atau ketokohan. Ada anggapan umum membuat sanggar itu sulit atau gampang. Sulit karena tidak adanya pengetahuan tentang sanggar, termasuk karena semangatnya yang belum jelas. Sedangkan dibuat gampang karena peluang di sekitarnya mendorong situasi itu. Dalam konteks pariwisata budaya, sanggar-sanggar harus muncul dengan spesifikasi masing-masing. Jangan sampai muncul beruntun sanggar-sanggar karena melihat yang dilakukan orang lain lebih laris. Percayalah, sanggar yang lebih laris itu semua menurut teori managemen karena strategi. Berbagai strategi muncul karena fungsi managemen itu tidak dilupakan oleh pendiri, pimpinan, dan kordinator bidang-bidang yang digarap. Gampang juga dibuat karena ada dorongan dan kendali dari pemerintah setempat. Kita mungkin masih ingat tentang dasar-dasar managemen atau tata kelola. Ada empat dasar-dasar managemen yang ternyata masih berkembang untuk membantu operasional organisasi apapun. Keempat dasar itu seperti dalihan natolu plus paopat sihal-sihal, yakni perencanaan suhut, pengorganisasian boru, pengarahan hula-hula, dan pengendalian pemerintah setempat. Perencanaan dibayangkan sebagai konsep untuk memecahkan masalah/ide/gagasan menuju situasi yang lebih baik. Pengandaiannya dapat menyadari apa prestasi sekarang dan apa prestasi seharusnya atau yang harus dicapai, lalu menentukan apa yang harus dilakukan. Manfaat setiap perencanaan dapat mengurangi resiko ketidakpastian, memusatkan perhatian pada sasaran, dan menjadi dasar untuk fungsi managemen yang lain. Setiap perencanaan ada juga ciri-ciri kemantapannya, yakni adanya pengetahuan dengan bidang kegiatan atau aktivitas, adanya batas toleransi atas penyimpangan, memperluas sumber daya yang dimiliki, fleksibel, melihat kemungkinan adaptasi, dan memperhatikan kendala-kendala. Pengorganisasian dimaksudkan untuk menjamin kemampuan orang-orang yang terlibat di dalam sanggar, terutama para pengurusnya. Proses pengorganisasian ini harus diperhatikan dengan membuat rincian pekerjaan, mengelompokkan pekerjaan, dan menyusun mekanisme untuk kordinasi semua pekerjaan. Konsep dasarnya harus bertumpu kepada spesialisasi atau pembagian kerja, kesatuan komando, rentang kendali, wewenang/tanggung jawab/sistem hubungan. Pengarahan dimaksudkan sebagai bukti adanya kepemimpinan dengan berbagai gayanya. Seorang pimpinan sanggar harus mempelajari psikologi motivasi karena itu terkait dengan kekuatan kepemimpinan. Terakhir soal pengendalian menurut teori managemen dimaksudkan ada atau perlu untuk sebuah sanggar merupakan tanda adanya fungsi kontrol. Ciri pengendalian yang baik ada lima, yakni fokus pada hal yang penting, pengendalian harus ekonomis, tepat waktu, dapat dimengerti, dan dapat diterima. Demikianlah kira-kira masukan untuk sanggar-sanggar dalam konteks pariwisata budaya. Sekarang hubungan komunitas pariwisata dan komunitas seni budaya dapat memikirkan strategi bersama untuk membuat sanggar. Zamannya sanggar dengan kekuatan pendirinya saja tidak memadai lagi. Harus ada jaringan, militansi, penguasaan komunikasi dan diplomasi yang baik, intelektualitas, dan dokumentasi yang rapi. Tahun 2013 ada 300-an grup seni budaya di Sumatera Utara. permasalahan utamanya adalah tata kelola. Tata kelola yang belum mandiri biasanya menciptakan ketergantungan terhadap bantuan, bukan prinsip kerjasama. Sehingga kesannya gampang menciptakan grup atau sanggar. Namun mempertahankannya sulit. Dunia Pariwisata Budaya selalu berubah dan berkembang. Grup atau sanggar seni/budaya juga harus berubah dan berkembang. Dari berbagai sumber.* Penulis adalah Penerima Penghargaan Kebudayaan dari Kemendikbud RI pada September 2016 dan terlibat dalam Tim Kreatif Presiden untuk Acara Karnaval Kemerdekaan Danau Toba pada Agustus 2016.
nama sanggar seni dan artinya